Senin, 21 Januari 2019

JENGGER ternyata sangat mujarab (traditional medicine)







Pagi yang indah. Mungkin itu kalimat yang tepat, setelah beberapa minggu hujan tak kunjung datang. Betapa senangnya para petani menyambut hujan yang tiada henti sejak malam hingga pagi ini. Jika hal itu yang dapat terbayang olehmu untuk para petani, saya malahan mengalami hal sebaliknya.

Singkat cerita setelah joging dalam suasana gerimis pagi ini, seperti biasa saya harus segara kembali ke rumah untuk bersiap dalam rutinitas harian di awal hari kerja ini. Ditengah sibuknya suasana pagi di rumah, nasib sial malah menempa saya. Ketika kaki seenaknya melangkah ke sana dan ke mari tanpa memperdulikan apa yang ada sebagai pijakan, tiba-tiba langkah terhenti. 

Tahu kah kamu apa yang terjadi, setelah semalaman listrik padam? Eh ternyata seekor lebah yang diinjak. Jarumnya terlepas dari tububnya dan menancap persis di jari manis kaki saya. Sontak saya langsung rebah dan menjerit kesakitan. Lantas orang-orang rumah pun mulai disibukan dengan apa yang saya alami. Semua mulai memikirkan alternatif pengobatannya masing-masing.

Ada yang mengikat dengan karet gelang, dengan harapan racunnya tak menyebar dan disedot melalui darah oleh karet gelang tersebut. Ada yang menggosoknya dengan minyak tanah bekas dari kompor yang masih hangat. Ternyata semuanya tidak cukup membantu disuasana yang dingin itu. Jeritan saya makin menjadi ketika terasa racunnya mulai menyebar ke seluruh kaki bagian kanan.

Memori berhasil terpanggil

Setelah beberapa lama dalam penderitaan itu, lantas muncul memori lama yang sempat hilang dari ingatan. Ya, sebuah teori perlu dicoba untuk menguji kebenarannya. Hal itu saya dapatkan saat mengabdi di sebuah desa terpencil pada 2011 lalu. Pernah seorang sahabat bercerita saat disengat kalajengking hingga dipagut ular berbisa. Ketika disengat kalajengking, ia hanya menempelkan potongan jengger ayam pada bekas sengatan. Itu artinya ayam masih tetap hidup. Namun ayam akan mati ketika dipagut ular berbisa. Mengapa demikian, karena yang dibutuhkan adalah otak ayam. 

Memang ada penelitian yang berhasil dikembangkan mahasiswa UGM dalam membuat inovasi gel dari racun lebah karena mengandung berbagai protein yang dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun pagi ini bukan hal itu yang saya butuhkan. Yang saya butuhkan adalah bagaimana mengurangi rasa sakit yang semakin luas merambat di hampir seluruh kaki kanan saya.

Dengan tanpa rasa ragu, saya perintahkan istri untuk menangkap seekor ayam milik kami yang kebetulan saat itu masih berada di sekeliling rumah. Butuh waktu tak cukup lama untuk menangkap nya, karena memang ayam nya jinak. Lantas disiapkan juga pisau untuk memotong sebagian kecil jengger, kapur sirih untuk menghentikan darah.

Ketika jengger telah berhasil dipotong dan ayam kembali ke rutinitas nya 😁, saya pun segerah menempelkan potongan jengger itu ke bekas sengatan lebah tadi. Al hasil jengger menempel seperti dikasih lem sebagai perekat. Tidak membutuhkan waktu yang lama, terasa racun yang tadinya merambat, seolah-olah sedang mengalir kembali ke jengger yang terus menempel tadi.

Warna jengger perlahan mulai berubah menjadi coklat, dan sakitnya semakin pun terasa semakin berkurang (hanya terpusat pada bekas sengatan). Perlahan-lahan potongan jenggernya pun terlepas, nah itu petanda racunya telah habis. Saya kembali beraktivitas seperti biasa. 

Silahkan share jika ini bermanfaat
salam

Admin Ilowutung

0 komentar: