Asosiasi Guru Penulis Lembata

Hadiah Buku Pendidikan Matematika Realistik yang diberikan oleh Arie Wibowo, M.Pd guru matematika asal Kalimantas Selatan dalam momen Olimpiade Guru Nasional Tahun 2018 di Hotel D'Max, Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat tanggal 4 - 8 Mei 2018

Perwakilan NTT

Lima perwakilan NTT dalam ajang olimpiade guru nasional tahun 2018 yang terdiri dari guru mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan guru kelas SD bersama para petinggi Kesharlindung Dikdas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Busana Daerah Papua

Bersama perwakilan guru asal Papua dalam ajang olimpiade guru nasional tahun 2018 saat malam penutupan, yang diwarnai dengan kekaragaman busana daerah masing-masing

Display Inovasi Pembelajaran

Menyanggahi pertanyaan para juri pada tahapan display dalam ajang Inovasi Pembelajaran tahun 2017 di Hotel Mercure Harvestland, Kuta, Bali, tanggal 4 - 8 September 2017

Wisata ke Pandawa

Diberikan kesempatan oleh panitia inobel untuk wisata bersama kelompok MIPA. Ini adalah salah satu destinasi wisata di Bali yang saya senangi

Selasa, 29 Mei 2018

Petunjuk


Jika sudah memiliki Akun silahkan klik pada Menu E-LEARNING dan pilih Login. Apabila Anda menggunakan username maka silahkan masukkan username dan password yang telah dibuatkan sebelumnya, dan ketik "SMPN 2 Nubatukan" pada kolom school or postal code biarkan sistem mencari hingga menemukan. Jika sudah ditemukan, klik pada nama sekolah yang dimaksud dan dan klik tombol Log In. Apabila Anda menggunakan email maka tinggal login menggunakan email dan password yang telah dibuatkan sebelumnya. Sebagai catatan jika Anda lupa username dan password, maka segerah kontak admin pada Menu Tentang Saya dalam blog ini

Apabila Anda belum memiliki akun pada e-Learning yang kami sediakan, maka silahkan ikuti langkah-langkah berikut untuk melakukan registrasi dan masuk ke dalam sistem:

  1. Klik pada Menu E-LEARNING dan pilih Register, maka secara otomatis Anda diarahkan ke dalam sistem yang telah kami sediakan
  2. Silahkan klik pada sign up dan pilih sebagai student, masukkan kode akses NX95P-5TWWB, dan klik continu
  3. Maka akan tampil kotak dialog yang perlu diisi seperti Nama Depan pada kolom First Name, Nama Belakang pada kolom Last Name, Email atau Nama Pengguna pada kolom Email or Username, Sandi pada kolom Password, dan ulangi sandi pada kolom Confirm Password, Tanggal Lahir pada kolom Birthday
  4. Klik pada kotak By clicking Register, you are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
  5. Klik pada tombol Register 
  6. Jika berhasil, klik pada Courses dan pilih Aljabar: Bagian 1
Silahkan baca petunjuk dengan baik sebelum menggunakan e-Learning yang kami sediakan. Terimaksih

Senin, 28 Mei 2018

Kisah Inspiratif Sang Natali


Suara tangis seorang bayi di malam itu, 25 Desember 1976, bertepatan dengan kelahiran sang Juru Selamat (Yesus Kristus), yang belakangan diketahui adalah anak sulung berjenis kelamin wanita yang baru saja lahir dari sebuah pasangan keluarga sederhana.

Jauh dikeheningan malam karena ditinggal penduduk setempat yang sedang merayakan malam Natal (yang letaknya puluhan kilometer dari dusun Ilowutung), serta ketiadaan tenaga medis, memaksakan sang ayah untuk berperan ganda demi keselamatan nyawa darah dagingnya.

Natali itulah nama yang dibubuhi sang ayah untuk bayi mungil itu. Natali tumbuh dalam kesederhanaan seperti keluarga-keluarga lain di dusun itu. Dengan seiring berjalannya waktu jumlah anggota keluarga Natali semakin besar setelah hadir keempat adiknya yang lain.

Terlahir dari keluarga kurang mampu, terkadang memaksakan seseorang hanya berpasarah pada kenyataan pahit hidupnya. Dilain sisi justeru ada orang yang sukses karena terlahir dari keaadaan demikian, seperti yang dialami adik-adik Natali (but not Natali).

Seperti biasa sebagai seorang gadis kampung, Natali hanya bisa mengeyam pendidikan SD. Ketika tamat SD, Natali dan para gadis lainnya lantas menjadi pekerja rumahan (memasak,mencuci, bersih-bersih rumah) sambil menunggu siapa jodoh yang kirimkan Tuhan untuknya.

Gading gajah yang merupakan mahar dalam budaya suku Lamaholot menjadi impian semua orangtua yang memiliki anak gadis, tak terkecuali orang tua Natali. Itulah kenyataan yang harus dihadapi seorang gadis kampung seperti Natali sebagai bentuk kepatuhannya terhadap orangtua.

Hati kecil Natali benar-benar memberontak. Gadis berparas cantik ini lantas memutuskan untuk merantau karena tak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya itu. Atas restu kedua orang tuanya, dan bermodalkan keberanian, ia kemudian berangkat ke Negeri Jiran (Malaysia).

Hanya satu tujuan Natali, ia tak ingin adik-adiknya mengalami  hal seperti yang ia sendiri alami. “Mereka harus sekolah, minimal tamat SMA”, katanya. Itulah modal Natali untuk meyakinkan kedua orangtuanya. Itulah yang dipikiran Natali kecil, yang bisa menjangkau pikiran orang dewasa.

Salib adalah Jalan

Setiap jalan pasti dibukakan Tuhan bagi orang yang selalu berusaha. Itulah yang ada dalam pikiran Natali. Dan benar seperti janji Natali kepada kedua orang tuanya. Setelah mendapatkan pekerjaan yang layak, kehidupan keluarga di kampung halaman seperti mengalami suatu perubahan besar.

Keempat adiknya lantas bisa mengenyam pendidikan hingga ke tingkat SMP waktu itu (tahun 90-an), atas hasil kerja kerasnya sebagai TKW. Sayang salah satu dari keempatnya (anak ke-2) harus putus sekolah karena harus merawat kedua orangtuanya yang kebetulan sakit secara bersamaan saat itu.

Sang ayah yang sakitnya berkepanjangan benar-benar menjadi salib berat tersendiri untuk Natali waktu itu. Tapi syukurlah, karena atas kehendak Tuhan ayah Natali kembali sehat, setelah 6 bulan terbaring di rumah sakit, dan istirahat total 3 tahun untuk masa pemulihan.

Salib yang dialami keluarga ini justru menjadi jalan terbuka bagi mereka. Tak disangka putra tunggal yang merupakan anak ke-3 keluarga itu mampu melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi setelah lolos dalam suatu seleksi masuk perguruan tinggi.

Tuhan benar-benar baik. Selepas wisuda, sang putra tunggal langsung dipinang dalam seleksi angkatan laut republik indonesia. Ia lantas lolos dan kini bekerja sebagai seorang militer. Mungkin terasa biasa bagi kalangan tertentu, tetapi ini benar-benar mujizat bagi orang-orang pinggiran seperti keluarga Natali.

Anak ke-4 yang memilih jurusan kesehatan semasa kuliahnya, kini sedang bekerja di salah satu rumah sakit. Dan si bungsu yang berjiwa seni, kini sedang menjalankan masa-masa akhir studinya pada jurusan sendratasik (seni, drama, tari dan musik) di salah satu perguruan tinggi.

Kembali ke Sang Khalik

Kisah kesuksesan yang mampu mengubah hidup keluarga sederhana itu, tidak terlepas dari peran penting sang Natali yang dianggap sebagai pahlawan keluarga. Tetapi yang namanya hidup, tidak hanya bahagia saja yang dialami, kedua sisi antara bahagia dan sedih pasti selalu seimbang (life balance).

Keputusannya untuk tidak berkeluarga (memiliki suami), terbukti mampu mengantarkan kesuksesan adik-adiknya. Tetapi siapa sangka, Rabu, 18 April 2018, tepat pukul 01.55 dini hari waktu setempat adalah hari terakhir Natali berada ditengah keluarganya.

Seperti tersambar petir disiang bolong, semua kaum keluarga, kerabat, sahabat, dan kenalan seolah-olah tak percaya dengan berita kematian Natali. Kurang lebih baru setahun kembali dari perantauan, dan memilih untuk beristirahat bersama kedua orangtuanya.

Tak diduga ternyata demi kebahagiaan keluarga, Natali menyembunyikan suatu penyakit mematikan (kanker) dalam dirinya. Yang belakangan berdasarkan informasi yang diperoleh pihak keluarga dari sahabat kenalan Natali, penyakit yang dideritanya sudah berada pada stadium 4 (posisi terakhir) ketika kembali ke kampung halaman.

Itulah Natali, pahlawan keluarga yang lahir bertepatan dengan peringatan kelahiran Juru Selamat di sebuah dusun terpencil. Ia lebih memilih untuk mengorbankan segalanya, termasuk nyawanya sendiri demi kebahagiaan keluarga yang ia cintai.

“Terimakasih kaka, sudah menjadi pahlawan dan teladan buat keluarga kita. Jasamu akan selalu dikenang”. Itulah kata-kata yang terlontar dari adik-adik Natali saat mengantarkan jenazah kakanya menuju ke pemakaman.

Hari ini, genap 40 hari kepergian Natali dari tengah-tengah keluarga, dan kerabat. Tetapi kisah Natali ini mampu memberikan kita pelajaran hidup yakni "jangan pernah menyerah dengan kenyataan hidup ini, jika ingin mengubahnya lebih baik". @hyrolado

Jumat, 25 Mei 2018

Download Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah


Dengan lahirnya permendikbud nomor 15 tahun 2018 ini dapat membantu operator sekolah dalam mengatur ekuivalensi beban kerja guru setelah sebelumnya dalam dapodik permendikbud nomor 14 tahun 2015 dinyatakan tidak berlaku. Adapun beberapa hal yang dapat admin ilowutung simpulkan berdasarkan lampiran I permendikbud ini yaitu:
  1. Wali kelas (2 Jam Tatap Muka)
  2. Pembina Osis (2 Jam Tatap Muka)
  3. Pembina Ekstrakurikuler (2 Jam Tatap Muka)
  4. Koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)/Penilaian Kinerja Guru (PKG) (2 Jam Tatap Muka)
  5. Koordinator Bursa Kerja Khusus (BKK) (2 Jam Tatap Muka)
  6. Guru Piket (1 Jam Tatap Muka)
  7. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) (1 Jam Tatap Muka)
  8. Penilai Kinerja Guru (2 Jam Tatap Muka)
  9. Pengurus Organisasi/Asosiasi Profesi Guru tingkat:
    • nasional (ketua umum, sekretaris jenderal, ketua, wakil ketua, dan sekretaris) (3 Jam Tatap Muka untuk guru mata pelajaran)
    • provinsi (ketua dan wakil) (2 Jam Tatap Muka untuk guru mata pelajaran)
    • kabupaten/kota (ketua) (1 Jam Tatap Muka untuk guru mata pelajaran)

Selasa, 22 Mei 2018

Ke lima

"Rahasia untuk menguasai dunia, anda cukup memiliki salah satu dari kompetensi ini. Bahasa Inggris atau Teknologi Informasi Komputer"

Keempat

"Jangan mencoba terjerumus ke dalam dunia kejahatan. Sebab sangat mudah bagi seseorang untuk berbuat yang jahat. Namun untuk kembali ke jalan yang benar, butuh proses yang panjang"

Ketiga

"Mampukanlah dirimu untuk mengolah emosional yang selalu terjadi secara tiba-tiba. Dengan begitu, kamu terlihat semakin bijak"

Kedua

"Suatu kebanggaan bagimu jika kamu mampu membuat orang lain tersenyum"

Pertama

"Belajarlah menjadi pribadi yang selalu dirindukan semua orang yang pernah kita jumpai"

Senin, 21 Mei 2018

1300 Math Formulas

slide








Tentang Saya


Nama Lengkap: Hyronimus Lado
Pekerjaan         : Guru Matematika
Unit Kerja        : SMP Negeri 2 Nubatukan
Alamat             : Jl.Trans Nagawutung
     Desa            : Pada
     Kecamatan  : Nubatukan
     Kabupaten   : Lembata
     Provinsi       : Nusa Tenggara Timur
     Kode POS   : 86682
Moto                : Nol Itu Bukan Kosong
Twitter             : https://twitter.com/hyrolado
Watshapp         : 085237600250
Instagram        : https://www.instagram.com/hyronimus_lado
Telegram         : https://web.telegram.org/@hyrolado
Facebook        : https://www.facebook.com/hery.lengari
Youtube          : https://www.youtube.com/channel/UCAjPA7lYTupPrDt-3F4B7aw








Sabtu, 19 Mei 2018

SOAL dan Pembahasan UN Matematika SMA tahun 2017


Selamat datang sahabat ilowutung.blogspot.co.id selamat berjumpa kembali. Ijinkan saya untuk mengucapkan selamat pesta paskah bagi umat ktisten yang akan merayakannya. Anggap saja postingan saya ini sebagai hadiah bagimu semua.

jika anda sebagai orang tua yang memiliki putra-putri ataupun siswa SMA yang kebetulan baru saja menyelsaikan ujian nasional SMA pada tanggal 3 s.d 6 April 2017 yang lalu, tentunya punya rasa penasaran akankah anak saya atau saya lulus dalan ujian kali ini? lalu berapakah nilai perolehan anak saya atau saya sendiri pada setiap mata pelajaran.

tentu saja perolehan nilai sangatlah berpengaruh bagi semua mereka yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi pastinya. Nah untuk hal tersebut, telah kami sediakan secara gratis untuk Anda sekalian, soal dan juga pembahasan ujian nasional khususnya mata pelajaran matematika SMA tahun 2017.

silahkan klik DOWNLOAD untuk soal dan pembahasan ujian nasional matematika SMA tahun 2017 jurusan bahasa

silahkan klik DOWNLOAD untuk soal dan pembahasan ujian nasional matematika SMA tahun 2017 jurusan IPS

silahkan klik DOWNLOAD untuk soal dan pembahasan ujian nasional matematika SMA tahun 2017 jurusan IPA

Nah bagi Anda yang ingin memberikan masukan, tanggapan ataupun bentuk lainnya, kami persilahkan untuk menghubungi nomor 085237600250 (only WA dan Telegram)

Kamis, 17 Mei 2018

Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama sebagai tembok penghalang radikalisme


Setiap orangtua selalu menginginkan hasil yang baik dalam perkembangan pendidikan buah hatinya. Bahkan tak tanggung-tanggung mereka mengeluarkan biaya yang bisa terbilang fantastis demi mencapai hasil yang dimaksud. Lantas apakah mereka tahu proses yang dilalui anaknya?

Terkadang kita menganggap jalan pintas lebih pantas, dan mengabaikan proses yang panjang. Walaupun kita sendiri sadar akan hal itu. Kisah mendiang Dita Supriarto (keluarga pelaku bom bunuh diri di Surabaya), yang dituturkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin (adik kelas Dita saat SMA 25 tahun yang lalu) dalam akun Facebook menggambarkan betapa pentingnya suatu proses dalam dunia pendidikan.

Seperti yang diungkapkan Subanji (2013) bahwa efek dari suatu pendidikan akan dirasakan pada 10 hingga 20 tahun yang akan datang. Itu artinya yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan sesungguhnya adalah bagaimana pendidik (dalam hal ini guru) mempersiapkan generasinya untuk kelak berada di tengah-tengah masyarakat luas.

Terintegrasinya Literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kurikulum saat ini, seakan-akan menjadi kunci untuk gembok yang telah lama tertutup rapat setelah hilangnya Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Memang benar saat ini kita sedang menghadapi suatu gejolak yang sangat kuat pengaruhnya untuk memeca belah persatuan bangsa. Lalu mampukah kita membendungnya?

Berbicara soal pendidikan bukan saja menjadi urusan guru, tetapi lebih dari pada itu orangtua lah menjadi pelatak dasar pendidikan anak. Jika diilustrasikan, maka akan sama halnya seperti sebuah bangunan. Apabila fondasi yang didirikan seorang tukang bangunan tidak menyimpang dari gambar yang telah disketsakan, maka niscaya bangunan tersebut akan terlihat indah.

Kasus bullying dikalangan siswa, politik para elit yang mengorbankan masyarakat kecil, korupsi dikalangan para pejabat negara, aksi keji bom bunuh diri oleh para teroris, yang marak terjadi akhir-akhir ini menggambarkan kegagalan dunia pendidikan Indonesia saat ini.

Namun sayang dalam pelaksanaannya, justeru guru (di sekolah) selalu menjadi kambing hitam atas kegagalan proses pendidikan seorang anak. Banyak orangtua lantas tak percaya dengan pendidikan di sekolah dan lebih memilih untuk memberikan les tambahan di luar yang notabene hanya mengarah pada pengetahuan.

Kita cenderung mementingkan pengetahuan dibandingkan moral. Orang lebih dihargai karena kedudukan, titel, atau jabatan, walapun moralnya bisa terbilang jelek. Bahkan banyak jalan pintas segaja dihalalkan hanya demi menggapai penghargaan itu. Kini sudah saatnya kita sadar dan berbenah diri.

Nah disini saya tidak bermaksud untuk menyalahkan peran orangtua ataupun lembaga bimbingan belajar. Namun lebih dari pada itu, bagaimana membangun kerjasama yang lebih baik tanpa harus saling menyalahkan. Literasi dan PPK harus dimulai dari rumah sebagai fondasi pendidikan anak. Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan tentunya harus lebih mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan "pendidikan" tanpa mengabaikan pengetahuan. Dan lembaga bimbingan belajar tentunya lebih fokus pada pengetahuan.

Jika semuanya telah bersinergi dengan tanpa mengabaikan campur tangan masyarakat luas dan pemerintah, maka akan berjalan mulus sesuai impian kita bersama yaitu, mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter. @hyrolado