Kamis, 15 Oktober 2015

Surat Untuk Para Elitku



Sehat-Gratis. Kata-kata itu terdengar begitu indah, bahkan menjadi pujaan para kaum jelata. Dalam hal pelayanan publik, sehat-gratis memang menjadi incaran semua orang. Tetapi apakah kata gratis seimbang dengan pelayanan? Mungkin pertanyaan ini lumrah bagi semua orang yang biasa memanfaatkan jasa publik yang katanya gratis ini. Tetapi tidak bagi kaum ibu-ibu hamil siang ini di RSUD Lewoleba.

Kelihatan ngantuk, lesuh, lapar, bahkan bosan mewarnai sederetan wajah penuh harap untuk mendapatkan pelayanan USG siang ini. Waktu sudah menunjukkan pkl.13.00 wita, tapi tidak kelihatan seorang dokter yang muncul. Ada keluarga di rumah yang bahkan panik hingga menelpon pasien (ibu-ibu hamil) yang belum kunjung kembali.

Saya bahkan merasa iba terhadap ibu-ibu yang datangnya jauh dari Kedang. Menurut kisah mereka, demi mendapatkan USG ini mereka bahkan berangkat sejak subuh pkl.02.00 wita, dan berharap dapat kembali nanti pada pkl.15.00 wita siang ini. Tetapi sepertinya harapan ini sirna. Lebih parah lagi ada yang bahkan datangnya sejak senin hanya untuk mendapatkan pelayanan di hari selasa, atau kamis sesuai jadwal USG RSUD Lewoleba namun mengalami nasib serupa.

Jika kita telusuri visi, misi, motto, dan falsafahnya yang tertuang dalam surat tak bernomor tertanggal 12 Maret 2012 yang ditempelkan pada hampir semua unit-unit di RSUD ini, mungkin akan sangat disayangkan bagi orang-orang yang paham. Tetapi tidak bagi mereka yang hanya mengikuti irama seperti kuda yang telah dikekang.

Entah itu hanya pajangan, atau hiasan belaka. Tetapi keluhan ibu-ibu siang ini hampir semuanya dibilang sama. Para pelayan kesehatan (perawat) yang katanya profesional itu bisa dibilang galak dalam pelayanan. Bagaimana mungkin mendiagnosa seseorang sama seperti menginterogasi tanyaku dalam hati.

"CERDAS" dalam pelayanan adalah motto yang merupakan singkatan dari Cepat, Empati, Rasional, Disiplin, Adil, Senyum. Sayang sekali tidak disesuaikan dalam prakteknya. Memang latar belakang sering menjadi alasan utama. Tetapi apa kita tidak bisa keluar dari budaya yang tidak perlu dipertahankan ini?

Akhir kata, saya meminjam kata kata yang sudah populer kedengarannya "Sehat Itu Mahal", Ok. Tetapi jangan "mahalkan" sehat itu hanya untuk orang-orang kecil.

0 komentar: